Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Modul Sejarah Gereja (Pedagogi) PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI

DAPODIK.co.id - Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI. Gereja dan kekristenan tidak bisa dipisahkan dari budaya dan adat istiadat Bangsa Yahudi. Banyak hal dalam tradisi dan kebiasaan gereja zaman sekarang ini bermuara pada kebiasaan adat istiadat bangsa Yahudi. Bisa dikatakan, bahwa untuk  mengenal gereja, maka diperlukan juga kerendahan hati untuk mempelajari sejarah keselamatan yang bermula pada umat Israel. Sepuluh perintah Allah dan ritus persembahan kurban yang dipraktikkan di gereja sudah dipraktikkan oleh bangsa Yahudi sejak zaman nabi Musa. Demikian juga dengan konsep akan Bait Allah yang sudah ada sejak zaman Salomo.

 

Doktrin pokok agama Yahudi adalah kepercayaan pada wahyu dari YAHWE. Percaya pada Tuhan yang Esa, menjalankan hukum Taurat sebagai syarat pembenaran di hadapan Tuhan, mempercayai lima kitab Musa, kitab Nabi-nabi, kitab syair, dan kitab sejarah sebagai Kitab Suci mereka. Agama Yahudi adalah agama kebangsaan. Ditandai dengan sunat dan Hari Sabat. Setiap tahun menjalankan praktik-praktik keagamaan naik ke Yerusalem untuk beribadat sebanyak tiga kali. Semuanya itu dilakukan dengan ritus yang ketat dan dipimpin oleh seorang imam yang dipilih dengan syarat-syarat yang rumit.

 

Mulanya tugas para imam ini hanya berkutat seputar peribadatan, namun berubah pada masa setelah pembuangan di mana terdapat masa kekosongan untuk jabatan raja. Para imam yang ingin membangun kerajaan mulai mengadakan aktivitas politik. Di bawah persetujuan pemerintah, mereka mendirikan Sanhedrin dengan 71 anggota. Sanhedrin sendiri adalah organisasi yang setengah otonom di dalam hal agama dan politik. Meskipun demikian, tugas pokok mereka adalah menjaga keberlangsungan hukum Taurat dan tradisi. Untuk itu mereka juga mendirikan Sinagoga untuk mendidik anak-anak.

 

Bangsa Yahudi pernah ditaklukkan oleh bangsa Babel, Median, Persia, Yunani dan Roma. Sejarah ini sangat berbekas. Hal ini sangat terlihat pada harapan untuk membangun kembali kerajaan. Harapan tersebut dimulai pada keinginan akan datangnya Sang Juru Selamat yang akan menyelamatkan mereka, yaitu Sang Mesias yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.

 

Pada masa permulaan Gereja, Kitab Suci dari Agama Yahudi telah menjadi dasar kepercayaan agama Kristen. Kristus dan para rasul pada permulaan pelayananNya juga mengutip dan memakai kitab Yahudi yang terdapat pada Kitab Suci Perjanjian Lama. Namun dalam praktiknya, terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara kepercayaan Yahudi dengan Kristen, di mana pengikut Kristus sangat menekankan akan perubahan hidup sebagai syarat keselamatan yang terlihat pada pembaptisan dan pertobatan.

 

Sebelum Yesus Kristus mengabarkan Injil, perintis Kristus-Yohanes Pembaptis-telah menyerukan pertobatan kepada manusia untuk mempersiapkan hati demi menyambut Yesus sebagai Juru Selamat. Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai Juru Selamat, Mesias yang akan datang. Seruan pertobatan itu kemudian disempurnakan Yesus dengan mengabarkan Injil, mewartakan kabar gembira tentang Kerajaan Allah. Setiap orang yang ingin masuk ke dalamnya harus mempunyai hidup dari Allah. Caranya adalah pertobatan dan menerima pengampunan dari Tuhan Yesus. Orang yang memiliki hidup ini disebut sebagai anak-anak Allah.

 

Yesus dalam pengajarannya memakai berbagai metode. Seperti perumpamaan dan mukjizat. Memberikan landasan untuk menjadi anak-anak Allah. Namun harus diketahui bahwa Yesus sendiri tidak mendirikan gereja, melainkan mengutus Roh Kudus untuk mengerakkan manusia membangun gereja dalam konsep perhimpunan umat Allah. Karya Roh Kudus ini kemudian sangat dominan pada peristiwa Pentakosta, peristiwa yang diklaim sebagai awal dari gereja.


Peristiwa Pentakosta terjadi sekitar tujuh minggu setelah penyaliban Yesus dan kebangkitan-Nya. Pada saat itu, orang-orang Yahudi dari kekaisaran Romawi berkumpul di Yerusalem untuk perayaan Pentakosta. Seperti orang Yahudi lainnya, pengikut Yesus yang berjumlah 120 orang juga berkumpul dalam sebuah rumah pribadi. Ketika berkumpul inilah, Roh Kudus turun atas mereka dan memampukan mereka untuk berkotbah dan mengajar. Orang-orang Yahudi terkejut ketika mendengar para rasul yang notabene adalah orang Galilea (orang-orang Galilea biasanya tidak berpendidikan), berbicara dalam bermacam-macam bahasa. Petrus, yang dianggap sebagai pemimpin para rasul saat itu, menyampaikan khotbah yang penuh kuasa yang menghasilkan tiga ribu orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus dan mau dibaptis (Kis. 1-2). Sejak itu jumlah orang percaya makin bertambah dan kabar keselamatan semakin disebarluaskan.

 

Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI

 

Download Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI

Pendidikan profesi guru merupakan bagian dari peningkatan kualifikasi guru secara legal diakui oleh pemerintah dan masyarakat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menegaskan bahwa guru memiliki kualifikasi akademik dan memiliki sertifikat pendidik. Proses menuju pemenuhan kualifikasi ini dibutuhkan berbagai langkah setiap level dalam kerangka Kurikulum Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menuju level 7.

 

Pemerintah melalui Ditjen Bimas Katolik Kemenag RI menanggapi dengan serius atas amanat Undang-Undang tersebut yaitu menyelenggarakan PPG bagi seluruh guru agama Katolik yang telah menyelesaikan studi program strata satu (S1). Salah satu persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan materi-materi ajar bagi guru agama Katolik demi menunjang tercapainya guru profesional. Salah satu materi yang dianggap sangat relevan adalah SEJARAH GEREJA. Dalam modul ini diuraikan empat bagian pokok yaitu Gereja zaman para rasul sampai kaisar Konstantinus, Gereja zaman kaisar Konstantinus sampai Gregorius Agung, Gereja abad pertengahan, dan Gereja masa kini dalam konteks Indonesia.

 

Bagian-bagian di atas merupakan ruang lingkup spesifik sejarah Gereja dunia sampai dengan Gereja lokal yang ada di Indonesia. Materi-materi yang disajikan sebagai gagasan dasar untuk membangun pemahaman peserta agar mampu mengaktualisasikan dalam hidup menggereja dan masyarakat pada setiap level kehidupan. Kehadiran modul ini kiranya dapat meningkatkan kualitas dan kualifikasi guru agama Katolik.

 

Selengkapnya, Panduan dan Download Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI:

 


Link Download Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI, Klik Disini.

 

Demikian Artikel Terbaru Terbaik Modul Sejarah Gereja (Pedagogi)  PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI, Semoga Ada Manfaatnya.

 

Jika artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow akun www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan terpopuler di dunia pendidikan, terima kasih.


Posting Komentar untuk "Modul Sejarah Gereja (Pedagogi) PPG Dalam Jabatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, Kementerian Agama RI"