Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Edisi Revisi - Pdf

DAPODIK.CO.ID - Literasi  adalah  kemampuan  untuk  memaknai  informasi  secara  kritis  sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Selanjutnya,  dalam  konteks  GLS,  literasi  dimaknai  tidak  hanya  sekadar pengetahuan  dan  kecakapan  (1)  baca  tulis,  namun  juga  mencakup  (2) numerasi, (3) sains, (4) digital, (5) finansial, (6) budaya  dan kewargaan yang bermuara  pada  perilaku  yang  berterima  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Dalam peta  jalan  Gerakan  Literasi  Nasional  (GLN),  keenam  hal  tersebut  disebut sebagai Literasi Dasar.    Berikut adalah penjelasan hal tersebut.

GLS  merupakan  sebuah  upaya  yang  dilakukan  oleh  warga  sekolah  dan masyarakat  untuk  menjadikan  sekolah  sebagai  organisasi  pembelajaran berbudaya  literasi   untuk  membentuk  warga  sekolah  yang  literat,  kompeten, dan berkarakter.


Pada  abad  ke-21  ini,  kemampuan  berliterasi  peserta  didik  berkaitan  erat  dengan tuntutan  keterampilan  membaca  yang  berujung  pada  kemampuan  memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini belum mampu mewujudkan hal tersebut. Pada tingkat sekolah menengah (usia  15  tahun)  kemampuan  membaca  pemahaman  peserta  didik  Indonesia (selain  matematika  dan  sains)  diuji  oleh  Organisasi  untuk  Kerja  Sama  dan  Pembangunan  Ekonomi  (OECD  atau  Organization  for  Economic  Cooperation  and Development) dalam Programme  for  International  Student  Assessment    (PISA).

Sementara  itu,  uji  literasi  membaca  PISA  2009  menunjukkan  peserta  didik Indonesia  berada  pada  peringkat  ke-57  dari  65  negara  dengan  skor  396  (skor rata-rata  OECD  493).  Adapun  hasil  PISA  2012  (OECD,  2013)  menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 65 negara dengan skor 396  (skor  rata-rata  OECD  496).  Hasil  PISA  2015  menunjukkan  peserta  didik Indonesia  berada  pada  peringkat  ke-64  dari  70  negara  dengan  skor  397.  Hasil penilaian  AKSI  (Asesmen  Kompetensi  Siswa  Indonesia)  atau  INAP  (Indonesia National  Assessment  Program)  nilai  kemampuan  membaca  yang  masih  kurang terdapat  pada  46,83%  peserta  didik.  Data  PIRLS,  PISA,  dan  AKSI   khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik  Indonesia  tergolong  rendah.  Dari  ketiga  hasil  ini  dapat  dikatakan  bahwa praktik  pendidikan  yang  dilaksanakan  di  sekolah  belum  memperlihatkan  fungsi sekolah  sebagai  organisasi  pembelajaran  yang berupaya  menjadikan  semua warganya  menjadi  terampil  membaca  untuk  mendukung  mereka  sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Berdasarkan  hal  tersebut,  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan mengembangkan  gerakan  literasi  sekolah  (GLS)  yang  melibatkan  semua pemangku  kepentingan  di  bidang  pendidikan,  mulai  dari  tingkat  pusat,  provinsi, kabupaten/kota,  hingga  satuan  pendidikan.  Selain  itu,  pelibatan  unsur  eksternal dan unsur publik, yakni orang tua peserta didik, alumni, masyarakat, dunia  usaha dan industri juga menjadi komponen penting dalam  GLS.

GLS  dikembangkan  berdasarkan  sembilan  agenda  prioritas  (Nawacita)  yang terkait  dengan  tugas  dan  fungsi  Kemendikbud,  khususnya  Nawacita  nomor  5,  6, 8,  dan  9.  Butir  Nawacita  yang  dimaksudkan  adalah  (5)  meningkatkan  kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan  daya  saing  di  pasar  internasional  sehingga  bangsa  Indonesia  bisa  maju  dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi    karakter bangsa;  (9)  memperteguh  kebinekaan  dan  memperkuat  restorasi  sosial  Indonesia. Empat  butir  Nawacita tersebut  terkait  erat  dengan  komponen  literasi  sebagai modal  pembentukan  sumber  daya  manusia  yang  berkualitas,  produktif  dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.

Untuk  melaksanakan  kegiatan  GLS,  diperlukan  suatu  panduan  yang  merupakan penjabaran  lebih  lanjut  dari  Desain  Induk  Gerakan  Literasi  Sekolah  (2018).  Buku Panduan GLS di SMP ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga jenis  kegiatan, yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran beserta  langkah-langkah  operasional  pelaksanaan  dan  beberapa  contoh  praktis instrumen  penyertanya.

Panduan ini ditujukan bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk membantu mereka melaksanakan kegiatan literasi di SMP.

Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pdf



Selengkapnya, Silahkan Unduh Gratis Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pdf Pada Tautan Di Bawah Ini:


Demikian Penyampaian Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pdf, jika Anda Tidak Bisa Mendownload File Ini, Silahkan Anda Berikan Komentar Pada Kotak Komentar Di Bawah Artikel, Terima Kasih.

Posting Komentar untuk "Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Edisi Revisi - Pdf"