Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Guru Penjas Dan Juga Fasilitator

DAPODIK.CO.ID - Menjadi Guru Penjas Dan Juga Fasilitator. Perkenalkan nama saya Yusuf Y. Leymakali, S. Pd, dengan memberikan informasi pendidikan yang mungkin pula bermanfaat bagi sahabat-sahabat guru se-nusantara. Saya menggunakan blog sederhana dengan alamat:  WWW.DAPODIK.CO.ID, saya juga seorang guru penjas di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di pinggiran kota WAIKABUBAK- SUMBA BARAT – NTT,  tepatnya di SMP Negeri 5 Waikabubak, Kecamatan Kota Waikabubak,Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur - Indonesia. 

 


Saya tertarik untuk menulis cerita ini karena ini adalah pengalaman pribadi sebagai guru yang menurut saya perlu dibagikan  sehingga jika tidak keberatan boleh menggunakan metode ini untuk mengajar. 


Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan rekan kuliah saya waktu itu, rekan saya berkata kepada saya, “AYE, biasa di panggil sahabat-sahabat saya, nama saya juga di Facebook yaitu Aye Leymakali adalah guru yang baik, tetapi kamu terlalu banyak memberi tahu”. Saya terkejut mendengar pernyataan itu. Bagaimanapun saya telah menjadi guru sejak 8 tahun yang lalu. Saya selalu mendapat hasil evaluasi yang memuaskan dan saya disegani oleh rekan-rekan kerja dan siswa-siswa saya. Setelah mempertimbangkan dengan saksama, saya menyadari bahwa saya harus mengevaluasi ulang cara mengajar saya dan saya menyadari bahwa rekan kuliah saya benar. 

 

Pelajaran saya menarik, namun saya selalu memberitahu siswa-siswa saya  semua yang harus mereka ketahui dan tidak memberi kesempatan untuk mereka memecahkan sendiri masalahnya. Saya terlalu cepat memberi mereka bantuan dan tidak memberi waktu untuk mereka berpikir dan memecahkan masalah sendiri. Saya merasa bahwa waktu pelajaran terlalu singkat sehingga saya tidak dapat member siswa-siswa saya kesempatan untuk memikirkan suatu masalah dan menemukan jawabanya. Disini saya merasa bahwa sebenarnya saya memperlakukan mereka tidak adil, karena saya selalu memberi tahu jawaban kepada siswa ketika saya mengajar. 


Sahabat-sahabat semua yang baik, ketika mengajar penjas sangat penting memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang gagasan atau pikiran mereka sendiri dan berinteraksi dengan siswa lain. Bertanya adalah kuncinya. Saya sering menanyakan “bagaimana caramu mendapatkan jawaban itu?” “ adakah yang mendapat jawaban dengan cara lain?”. Dengan memberi dorongan pada siswa-siswa saya, saya membuat mereka berpikir tentang bagaimana mereka mendapatkan sebua jawaban dan memberi kesempatan untuk secara aktif membuat kesimpulan. Setiap siswa tertarik untuk mendengarkan siswa lain untuk mencari apakah siswa lain mendapat jawaban yang sama dengan cara dan strategi yang berbeda dan dengan cara ini siswa sering tertantang untuk mencari jawaban dengan cara lain.


Alat bantu atau alat peraga juga merupakan bagian yang tidak kalah penting bagi siswa ketika mereka belajar penjas. Mereka perlu menggunakan alat-alat peraga yang dimodifikasi utuk menemukan cara memecahkan masalah penjas yang mereka hadapi. Contoh misalnya pembelajaran tentang lombat jauh, siswa dapat dihadapkan langsung dengan bak lompat berbentuk segi panjang, entah itu beralas tanah atau beralas pasir, kemudian siswa bisa langsung mempratekkan dengan bahan yang dimodifikasi.

 

Siswa dapat menemukan jika yang menjadi alas adalah sisi A maka yang menjadi tutup adalah sisi D, dan atau sebaliknya. Siswa menemukan cara mendapatkan jawaban yang kemudahan memungkinkan mereka untuk merasa lebih percaya diri. Siswa belajar mengambil resiko ketika ikut serta dalam memecahkan masalah. Mereka harus memahami bahwa mereka belajar dari kesalahan yang mereka buat.


Sekarang saya merasa senang mengajar dengan cara ini. Sangat memuaskan melihat siswa-siswa saya berbinar ketika mereka memahami dan menemukan cara memecahkan masalah. Apa yang mereka pelajari menjadi jauh lebih berarti karena mereka berpartisipasi dalam pelajaran. Saya yakin bahwa siswa/i saya juga menikmati belajar dengan cara ini. Mereka mengikuti dengan aktif ketika menyelesaikan latihan lompat jauh yang menantang. 

 

Sahabat-sahabatku yang budiman, mengajar penjas tidaklah hanya sekedar untuk membuat siswa mendapat nilai 100 di atas kertas, tetapi juga harus membuat meraka memahami tujuan dari apa yang dipelajari. Tujuan itu hanya bisa diketahui jika siswa diajak untuk mengalami sendiri persoalan dan kemudian memecahkan persoalan itu sendiri dengan cara kreatifnya.

 

Guru harus hadir sebagai fasilitator dan mediator bukan sang diktator yang arogan. Jika guru hadir sebagai sang diktator dan yang arogan maka meskipun nilai siswa diatas kertas adalah 100 tetapi nilai itu tidak akan bermanfaat sama sekali untuk kehidupanya mendatang. 


Demikian sedikit tulisan yang saya buat dari pengalaman pribadi saya. Kritik dan saran dari pembaca sekalian saya harapkan untuk perubahan pendidikan di negeri ini, menjadi lebih baik. Salam pendidikan. 
Aye Leymakali

Posting Komentar untuk "Menjadi Guru Penjas Dan Juga Fasilitator"